Tempat berbagi ilmu, informasi dan hiburan...

BOOK REPORT KECERDASAN EMOSI MENURUT AL QUR’AN karya Dr. Muslih Muhammad


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Buku KECERDASAN EMOSI MENURUT AL QUR’AN karya Dr. Muslih Muhammad ini merupakan hasil pengamatan beliau selama mengakaji, melihat, mendengar serta menjalani kehidupan di mesir tempat penulis berada. Beliau prihatin melihat sebagian manusia diperbudak oleh keinginan duniawi dan senantiasa melupakan akherat sehingga mempersulit hidupnya sendiri. Belum lagi didalam kehidupan sehari-hari selalu dipenuhi kerusakan, seperti : kasus suap, perampasan, penimbunan barang, pencurian, dan fenomena aneh yang tak terbatas, seperti : perselingkuhan suami istri, pembunuhan antara suami istri, dll
Buku ini diterbitkan sebagai upaya penulis untuk memberikan idenya dalam mengkaji al qur’an dan sunnah. Pembelajaran dalam memahami kecerdasan emosi menurut al qur’an, memahami arti kebahagiaan, puas diri serta cara bagaimana membuang emosi negatif dalam diri manusia. Semua hal ini akan dijelaskan secara gamblang dengan alur cerita yang menarik, mengambil beberapa contoh kisah para nabi dan rasul. Pembahasan ini sangat bermanfaat karena sesuai dengan kehidupan masa kini, sesuai dengan apa yang kita rasakan sekarang.
Kelebihan dari buku ini, penulis memaparkan secara rinci mengenai tiap pembahasan yang terdapat dalam buku. Namun, terkadang penulis seakan hanya membahas dari satu sisi, tidak untuk sisi yang lainnya. Karena buku ini termasuk buku terjemahan, maka ada beberapa tulisan yang sulit dimengerti, sehingga pembaca perlu memahami secara lebih dalam dengan membaca berulang-ulang dan menyimpulkan sendiri maksud dari tulisan tersebut.
Manfaat yang diperoleh setelah membaca buku ini yaitu kita mendapatkan pengetahuan tentang pandangan penulis dalam mengkaji al qur’an dalam kecerdasan emosi, serta penulis pun banyak menceritakan kisah-kisah rasul, nabi serta para sahabat dan memotretnya untuk dibandingkan dengan masa sekarang.
B.     Identitas Buku
Buku yang telah saya baca dan telaah berjudul Kecerdasan Emosi menurut Al Qur’an, ditulis oleh DR. Muslih Muhammad. Buku aslinya berjudul Emotional Intelligence of al-Qur’an lalu diterjemahkan oleh H.Emiel Threeska dengan penyelaras bahasa Muhammad Hirdan Makesen, S.S. Buku ini diterbitkan pada Jumadil Akhir 1431 H / Juni 2010 oleh Penerbit AKBAR MEDIA EKA SARANA. Tebal halaman buku ini adalah 231 halaman dengan ISBN : 979-9533-10-4.
C.    Fokus Buku
1.      Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan?
2.      Bagaimana cara manusia bisa melakukan puas diri (qana’ah)?
3.      Apa emosi negatif dalam diri manusia?
4.      Bagaimana cara membuang emosi negatif dalam diri manusia?

  

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan?
Kebahagiaan merupakan pencarian dan tujuan utama umat manusia. Meski pemahaman manusia berbeda tentang kebahagiaan, namun kebanyakan manusia mengartikan kebahagiaan adalah rasa kenyamanan dan ketenangan. Banyak manusia yang mencari kebahagiaan melalui kemewahan, pangkat, kemuliaan, kepemimpinan, kekuatan, kecantikan, kedamaian, mewujudkan cita-cita, kesehatan, kelezatan, kemasyhuran dan lain lain.
Kebahagiaan yang hakiki hanya ada dalam pikiran. Kebahagiaan akan didapat jika kita senantiasa bersyukur, ridho atas pemberian allah. Ajaran islam telah membimbing kita, bahwa jika manusia lalai memandang dirinya, niscaya ia akan menemukannya terbentuk dari;
1.      Tubuh yang kepentingannya hanyalah makan, minum, dan tambahan asupan tanpa batas;
2.      Jiwa yang kepentingannya hanya untuk bersenang-senang dalam dosa dan kedurhakaan;
3.      Hati yang selalu terguncang dengan kecemasan dan kesedihan;
4.      Lidah yang selalu berbicara hal yang sia-sia yang melukai dan tidak dapat disembuhkan.
Seorang dokter muslim terkenal “Tsabit bin Qarrah” mengemukakan jalan yang dapat mencapai kebahagiaan. Ia memberikan ungkapan singkat dan jelas, yang merupakan hal terbaik yang diletakkan di hadapan pandangan seorang mukmin dan pandangan hatinya, untuk dipikirkan dan direnungkan. Ia berkata, “ketenangan tubuh dalam sedikit makanan, ketenangan jiwa dalam sedikit dosa, ketenangan hati dalam sedikit kesedihan, dan ketenangan lidah dalam sedikit bicara.”
Socrates berpikir panjang mengenai faktor-faktor penderitaan yang menghalangi kebahagiaan terjadi pada manusia. Ia melihat bahwa semuanya terfokus pada sifat tamak dan serakah yang tidak sesuai dengan potensi dan kemampuan manusia. Setiap manusia – bagaimanapun dia – terbatas kemampuannya. Tapi angan-angan, ambisinya, dan tuntutannya tidak terbatas. Sertiap manusia terus menerus memiliki kecenderungan, hingga jika ia tidak dapat melaksanakannya dan angan-angannya terlepas dari realitas, maka ia akan merasa menderita. Jika demikian, penderitaan adalah; buah dari keinginan yang tidak dibatasi.
Jika manusia membatasi keinginannya dengan cara menyesuaikan berdasar kemampuannya, atau membatasi sesuatu yang ia harapkan, yang ia angan-angankan, yang ia inginkan, dan yang ia sukai, hingga batas yang ia dapat mewujudkannya, niscaya ia akan hidup ridha dengan jiwa yang tenang. Atau dengan ungkapan lain; hidup bahagia.
B.     Bagaimana cara manusia melakukan puas diri (qana’ah)?
Qana’ah berasal dari kata qunu’ yang berarti; meminta dan merendah, dan pintunya adalah tunduk, pelakunya adalah peminta atau qani’. Qana’ah berarti; ridha (rela) terhadap pembagian, pintunya adalah damai, dapat dikatakan qani’a dan qanu’ dan aqani’ah pada sesuatu, yang berarti ridha pada sesuatu.
Untuk menjadi manusia yang memiliki kehidupan bahagia, kita harus memiliki sikap puas diri, senantiasa bersyukur pada ketentuan allah, ridha dan qana’ah. Adapun beberapa hal yang perlu dipahami untuk bisa melakukan qana’ah adalah;
1.      Ridha terhadap pembagian Allah SWT
2.      Ridha terhadap ketentuan (Qadha’) dan takdir (Qadar) Allah SWT
3.      Sabar terhadap cobaan
4.      Dan syukur di saat makmur

C.    Apa emosi negatif pada diri manusia?
Untuk menjadi bahagia ada beberapa hal yang kita harus lakukan seperti pembahasan pada point sebelumnya. Namun sebenarnya hanya satu kunci kebahagiaan, karena kebahagiaan yang hakiki hanya ada dalam pikiran. Kebahagiaan akan didapat jika kita senantiasa bersyukur, ridho atas pemberian allah. Hanya saja hal ini menjadi sulit ketika kita tidak bisa membuang atau paling tidak meredam emosi negatif yang ada dalam diri. Berikut adalah beberapa emosi negatif dalam diri manusia yang harus diredam semaksimal mungkin;
1.      Gila harta, tamak dan kikir. Apa yang dimaksud dengan tamak? Tamak adalah lawan dari puas diri atau qana’ah, yaitu tidak ridha pada pembagian allah, banyak berangan-angan negatif, dan tergiur apa yang dimiliki manusia lain. Sedangkan kikir adalah suatu sifat dimana manusia berlebihan mencintai harta, enggan mengeluarkan yang wajib seperti zakat, nafkah keluarga dan lain lain.
2.      Gila wanita, tidak bisa menjaga syahwat terhadap wanita, sehingga terseret hawa nafsu yang akan mendominasi untuk cenderung melakukan maksiat.
3.      Gila jabatan, tidak puas pada diri dan masyarakat dalam kehidupan sehari hari, hal ini akan menimbulkan kegelisahan ketika hasrat untuk jabatannya tidak tercapai.
4.      Ketergantungan narkoba dan minuman keras.
D.    Bagaimana cara membuang emosi negatif dalam diri manusia?
Sebelumnya telah dijelaskan hal apa saja yang termasuk dalam emosi negatif pada diri manusia. Pada bagian ini, kita akan membahas bagaimana terapi atau upaya untuk menahan atau bahkan membuang emosi negatif tersebut.
Pertama, terapi pada gila harta. Tamak, berkata imam Abu Hamid al-Ghazali ketika menjelaskan terapi ambisi dan tamak, serta obat yang didapatkan dari sifat puas diri, “Ketahuilah, bahwa obatnya terdiri dari tiga rukun, yaitu: sabar, ilmu, dan amal. Ketiganya terdiri dari lima perkara:
1.      Amal, yaitu berhemat pada kehidupan dan santun dalam menafkahkan harta (infaq). Maka siapa saja yang ingin memperoleh kekuatan qana’ah, maka ia harus memperkuat pintu pintu keluar pada dirinya semampunya. Mencari nafkah dengan benar, dan hemat dalam penghidupan. Yang dimaksud santun dalam menafkahkan harta adalah, tidak berlebihan dalam menafkahkan harta, ukurannya adalah kemampuannya masing masing.
2.      Jika kondisimu sedang berkecukupan, maka tidak pantas bagimu merasa sangat terguncang gara gara memikirkan masa depan. Hal yang dapat membantu adalah memperpendek angan angan, dan percaya bahwa rezeki yang telah ditetapkan untukmu pasti ada dan akan datang, walaupun kamu tidak berambisi besar. Karena ambisi besar bukanlah sebab datangnya rezeki.
3.      Harus diketahui bahwa puas diri ada kekuatan untuk tidak membutuhkan. Sedangkan pada tamak ada kehinaan. Maka harus timbul rasa puas diri pada kecenderunganmu. Karena pada ambisi akan selalu ada keletihan. Sedangkan pada puas diri hanya ada sakit dalam kesabaran menghadapi syahwat dan kemewahan serta ada pahala akherat pada sabar.
4.      Jika seseorang banyak berangan kemewahan, kemudian melihat keadaan para nabi, rasul dan wali serta seluruh sahabat yang mendengar hadits rasullulah, maka akalnya akan memilih antara menjadi panutan atau menjadi orang orang hina pemuja kemewahan.
5.      Harus dipahami bahwa mengumpulkan harta itu berbahaya. Di dalamnya ada takut kecurian, takut dirampok, takut kehilangan. Tapi pada tangan kosong ada keamanan dan ketenangan.
Kikir, suatu penyakit hati yang tidak diketahui obatnya. Namun kikir bisa diterapi dengan ilmu dan amal. Ilmu kembali pada pengetahuan penyakit kikir yang dibenci semua orang dan manfaat murah hati atau kedermawanan. Sedangkan amal adalah dengan murah hati mengeluarkan harta dengan cara memaksakan diri. Namun terkadang kikir bisa menguat, karena hati buta dan tuli. Lalu ia tidak dapat melaksanakan pengetahuannya. Jika pengetahuan tidak dilaksanakan, maka kecenderungan tidak akan bergerak, lalu tindakan tidak akan berjalan. Maka tidak ada jalan keluar dari penyakit kikir kecuali bersabar hingga akhir hayat.
Kedua, untuk mencegah emosi negatif gila wanita atau gila seks ada beberapa point yaitu: tundukan pandangan, kontrol anggota tubuh baik tangan, kaki, hati dan pikiran dengan memperbanyak ibadah dan puasa. Rasulullah bersabda,”Setiap anak adam memiliki peluang untuk berzina. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah memandang. Kedua tangan bisa berzina, dan zinanya adalah menyiksa. Kedua kaki bisa berzina, dan zinanya adalah berjalan. Mulut juga bisa berzina, dan zinanya adalah mencium. Hati yang mengangan-angankan atau mementingkannya. Sedangkan yang membenarkan atau mendustakannya adalah kemaluan.” (HR.Bukhari)
Ketiga, gila jabatan disebabkan oleh dengki atau perasaan tidak suka dengan apa yang didapat orang lain. Oleh karena itu kita harus menghapus perasaan dengki, berikut ini pengobatan ilmiah untuk penyakit dengki. Berpikir dengan hati sadar dan bersih bisa memadamkan api kedengkian dari hatinya. Ia harus mengetahui bahwa dengki adalah penghancur dirinya, penggembira musuhnya, pembuat marah tuhannya, dan penyusah kehidupannya. Sedangkan amal yang bermanfaat untuk mengobati dengki adalah dengan cara menghukum sifat dengki itu sendiri. Setiap kali dengki beroperasi, baik melalui kata kata atau perbuatan, maka ia harus memaksakan sesuatu yang berlawanan. Jika dengki membuatnya mencela orang yang didengki, maka ia harus memaksakan lidahnya untuk memuji dan menyanjungnya. Jika dengki membuatnya menjadi sombong kepada musuhnya, maka ia harus memaksakan dirinya untuk merendahkan hati kepadanya dan meminta maaf kepadanya. Jika dengki membuatnya menahan bantuan pada orang yang didengki, maka ia harus memaksakan menambah bantuan kepadanya. Dengan perilaku diatas akan muncul keharmonisan yang melenyapkan atom dengki, karena rendah hati, memuji, menyanjung, akan merebut hati orang yang mendapat nikmat, serta akan membuatnya menerima hal tersebut dengan baik.
Keempat, terapi untuk ketergantungan narkoba dan minuman keras adalah dengan cara memberikan pemahaman pemahaman agama serta medis. Pemahaman agama yang sudah jelas tertulis dalam firman allah: “... dan janganlah kamu membunuh dirimu; sungguh allah maha penyayang bagimu” (QS.AN-NISA:29). Narkoba dan minuman keras sudah jelas berbahaya untuk kesehatan, oleh karena itu agama melarangnya. Dalam medis pun dijelaskan, penelitian manusia telah membuktikan – menurut perspektif wahyu ilahi yang maha mulia – bahwa minuman keras berbahaya, telah disepakati oleh seluruh dokter, membahayakan liver, sistem pencernaan dan seluruh organ tubuh. Narkoba pun sama, membahayakan kehidupan manusia dan dapat menjadi faktor pembunuh lebih besar dari penyakit penyakit yang mematikan.

  

BAB III
ANALISIS

A.    Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan?
Saya setuju dengan pemaparan penulis yang intinya mengerucut pada arti kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu kebahagiaan hanya bisa didapat ketika kita bisa puas diri, ketika kita bisa besyukur, karena kebahagiaan ada dalam pikiran, jika kita mengijinkan diri kita bahagia, maka kita akan bahagia, begitupun sebaliknya. Jika kita mengijinkan diri ini untuk sedih, maka kita akan merasakan kesedihan.
B.     Bagaimana cara manusia melakukan puas diri (qana’ah)?
Penulis mengatakan bahwa untuk melakukan sikap puas diri, senantiasa bersyukur pada ketentuan allah, ridha dan qana’ah. Dengan cara memahami dan menjalankan hal hal sebagai berikut;
1.      Ridha terhadap pembagian Allah SWT
2.      Ridha terhadap ketentuan (Qadha’) dan takdir (Qadar) Allah SWT
3.      Sabar terhadap cobaan
4.      Dan syukur disaat makmur
Saya setuju dengan yang penulis katakan. Namun untuk lebih singkatnya menurut pendapat saya seperti ini, untuk melakukan puas diri sebaiknya kita senantiasa bersyukur dengan apa yang kita dapatkan dan selalu percaya pada allah, apapun yang kita usahakan pasti akan terwujud cepat atau lambat, didunia ataupun diakherat. 
C.    Apa emosi negatif pada diri manusia?
Saya setuju dengan pemaparan Dr. Muslih Muhammad dalam buku KECERDASAN EMOSI MENURUT AL QUR’AN. Menurut beliau emosi dalam diri manusia ada dua, positif yang harus ditimbulkan atau diperkuat dan negatif yang harus dihindari dan dihilangkan. Emosi positif terdiri dari kebahagiaan dan puas diri, sedangkan emosi negatif terdiri dari  gila harta (tamak dan kikir), gila wanita (tidak bisa menjaga syahwat terhadap wanita), gila jabatan (tidak puas pada diri dan masyarakat dalam kehidupan sehari hari), serta ketergantungan narkoba dan minuman keras.
D.    Bagaimana cara membuang emosi negatif dalam diri manusia?
Saya setuju dengan isi buku ini yang menjelaskan beberapa teknik terapi untuk membuang emosi negatif. Menanggulangi gila harta dengan memperbanyak beramal, memperdalam ilmu, dan berlaku sabar. Mencegah gila seks dengan menundukan pandangan serta berserah diri pada allah dan berpuasa. Mengobati gila jabatan, melawan dengki yang besarang dalam hati dengan cara menghukum sifat dengki itu sendiri. Setiap kali dengki beroperasi, baik melalui kata kata atau perbuatan, maka ia harus memaksakan sesuatu yang berlawanan. Jika dengki membuatnya mencela orang yang didengki, maka ia harus memaksakan lidahnya untuk memuji dan menyanjungnya. Jika dengki membuatnya menjadi sombong kepada musuhnya, maka ia harus memaksakan dirinya untuk merendahkan hati kepadanya dan meminta maaf kepadanya dan seterusnya. Terapi untuk ketergantungan narkoba dan minuman keras dengan cara memberikan pemahaman pemahaman agama serta medis bahwa narkoba dan minuman keras itu dilarang agama dan membahayakan liver, sistem pencernaan dan seluruh organ tubuh bahkan dapat menjadi faktor pembunuh lebih besar dari penyakit penyakit yang mematikan sekalipun.
Namun saya ingin sedikit menambahkan, saya mempelajari dunia pikiran manusia secara intens sejak tahun 2010. Melalui pengamatan, buku bacaan serta beberapa mentor mentor yang senantiasa membantu saya dalam mempelajari dunia pikiran manusia. Ternyata masalah yang ada dan terjadi dalam kehidupan kita berawal dari pikiran kita masing masing. Mudahnya seperti ini, manusia selalu menginginkan perubahan. Perubahan apapun, bahkan setiap orang menginginkan dirinya berubah, bukan hanya berubah menjadi yang lebih baik, karena kadang kita pun ingin merasakan hal yang tidak baik. Contohnya, ketika kita melihat kehidupan orang lain, sesaat kita ingin merasakan menjadi dirinya, walaupun dalam kenyataannya belum tentu jika kita berubah menjadi diri orang tersebut kita akan bahagia. Hal ini terjadi karena kecenderungan manusia yang memang demikian, merindukan perubahan. Nah tugas kita hanya memastikan, memastikan bahwa perubahan yang kita inginkan adalah perubahan ke hal yang lebih baik. Menurut penulis dalam bukunya, perubahan ini pun akan menjadi masalah dan sangat subjektif. Karena perubahan itu sangat relatif tergantung subjeknya. Maka tidak aneh jika penulis mengatakan kita sebagai manusia harus puas diri, memperpendek angan-angan, hal ini tindakan preventif dari penulis agar manusia tidak terjebak dalam emosi negatif jika angan-angannya belum tercapai.
 Ada sedikit ilmu terapi yang biasa saya lakukan, baik untuk diri sendiri ataupun untuk klien saya. Forgivenes therapy, yaitu terapi memaafkan diri. Terapi ini cocok dilakukan untuk masalah apapun. Karena berdamai dengan pikiran sendiri adalah hal yang terbaik untuk masalah apapun. Jika anda belum berhasil, maafkan diri anda yang belum sungguh-sungguh berusaha, jika anda merasa dilecehkan orang lain, maafkan mereka yang tidak pernah mengerti arti sebuah penghormatan, jika anda merasa dianiaya, maafkan mereka yang belum tahu arti kemuliaan. Memaafkan bukan berarti menyetujui mereka melakukan hal hal yang keliru, memaafkan berarti memperkuat hati anda untuk menjadi pemenang dikesempatan yang akan datang.


  
BAB IV
PENUTUP

Ø  Seluruh umat manusia memiliki kecenderungan mencari sebuah kebahagiaan. Ada beberapa yang berhasil mencapai kebahagiaannya dengan cara mewujudkan keinginannya, namun ada pula yang tidak bahagia ketika apa yang dicapainya belum sesuai dengan keinginan. Bagi manusia yang berhasil mewujudkan keinginannya tentu tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah untuk manusia yang belum dapat mencapai keinginannya.
Ø  Menurut DR. Muslih Muhammad dalam mengkaji ajaran islam, kebahagiaan bisa dicapai jika kita senantiasa puas diri atau qana’ah dan bersyukur kepada pembagian rezeki yang sudah di atur oleh Allah SWT.
Ø  Untuk mencapai kebahagiaan dengan cara puas diri tidak mudah, karena kita harus menjauhi emosi emosi negatif dalam diri kita. Emosi negatif terdiri dari  gila harta (tamak dan kikir), gila wanita (tidak bisa menjaga syahwat terhadap wanita), gila jabatan (tidak puas pada diri dan masyarakat dalam kehidupan sehari hari), serta ketergantungan narkoba dan minuman keras.

Ø  Cara menanggulangi gila harta dengan memperbanyak beramal, memperdalam ilmu, dan berlaku sabar. Mencegah gila seks dengan menundukan pandangan serta berserah diri pada allah dan berpuasa. Mengobati gila jabatan, melawan dengki yang besarang dalam hati dengan cara menghukum sifat dengki itu sendiri. Setiap kali dengki beroperasi, baik melalui kata kata atau perbuatan, maka ia harus memaksakan sesuatu yang berlawanan. Terapi untuk ketergantungan narkoba dan minuman keras dengan cara memberikan pemahaman pemahaman agama serta medis bahwa narkoba dan minuman keras itu dilarang agama dan membahayakan liver, sistem pencernaan dan seluruh organ tubuh bahkan dapat menjadi faktor pembunuh lebih besar dari penyakit penyakit yang mematikan sekalipun.